proposal peternakan sapi,oleh riswan noto


                                                                                 Kepada
                                                                                 Yth, Bapak Gubernur KALTIM
                                                                                 Cq. Pembina Dewan Riset Daerah
                                                                                 Kab. Samarinda

                                                                                 Samarinda, 04 Maret 2014             

Lampiran : -
Perihal : Proposal Padat Karya Produktif Perternakan  Komoditi Unggulan Menjadi Andalan
Dengan Hormat,
Dengan ini kami ajukan konsep proposal Padat Karya Produktif Peternakan Desa Babulu Darat Kecamatan Babulu Kabupaten Penajam Paser Utara. Menanggapi keluhan Masyarakat tentang maraknya pengangguran yang ada di Desa Babulu Kecamatan Babulu Kab. Penajam Paser Utara yang juga merupakan salah satu program kerja Desa Babulu Darat priode 2014/2015,.
Sehubungan dengan itu, atas nama Pemuda Desa Babulu Darat maka kami mengajukan agar di Desa  Babulu Darat diberikan bantuan untuk penanggulangan hal tersebut sehingga permasalahan yang ada dapat teratasi. Dengan pertimbangan antara lain:
  1. Mengurangi tingkat pengangguran di Desa Babulu Darat;
  2. Membuka lapangan pekerjaan untuk penduduk sekitar;
  3. Memanfaatkan dan mengelola lahan yang ada sehingga berdaya guna;
  4. Memfasilitasi penduduk Desa  Babulu Darat agar bisa menunjukan kreatifitas dan kredibilitas yang mereka miliki;
  5. Menjadikan Desa Babulu Darat menjadi sebuah desa yang produktif dan mempunyai income yang mandiri dari hasil karya penduduk Desa Babulu Darat itu sendiri.
Oleh karena hal tersebut diatas, kami memohon Kepada Dinas Terkaitan dapat merespon keinginan warga masyarakat Desa Babulu Darat yang menjadi program kerja kami, dan dapat merealisasikannya dengan segera.
Atas bantuan dan responsip Dinas terkait kami sampaikan terima kasih.


Pemuda Desa Babulu Darat
RISWAN NOTO













BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam mendukung program pemerintah dalam swasembada daging tahun 2014, diharapkan seluruh lapisan masyarakat ikut berpartisipasi  dalam mensukseskan program pemerintah tersebut. Berbagai tindakan dapat dilakukan untuk keberhasilan program swasembada daging, salah satu diantaranya adalah meningkatkan produksi ternak. Dalam hal ini pemerintah memberikan kesempatan pada sarjana peternakan untuk mlakukan pengembangan produksi ternak tersebut melalui program “sarjana Membangun Desa (SMD)”. Program ini dilakukan di daerah-daerah berpotensi dalam pengembangan produksi ternak, termasuk produksi ternak sapi potong.
Provinsi Samarinda merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi sangat bagus dalam mengembangkan agribisnis peternakan baik potensi sumber daya manusia maupun sumber daya alamnya. Pengembangan peternakan ini juga dapat dilakukan di Kabupaten Penajam Paser Utara yang memilki daerah areal pertanian yang luas. Kondisi alam yang baik berpotensial untuk pengembangan ternak, khususnya ternak sapi potong. Namun, saat ini potensi belum dapat dikelola dan dieksploitas secara efisien, efektif dan optimal.
Kebutuhan akan konsumsi daging dan produk produksi peternakan dalam negeri semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk, peningkatan pendapatan serta meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pemenuhan gizi termasuk kebutuhan protein hewani asal ternak sebesar 6gr /kapita /hari masih jauh dari terpenuhi. Dengan meningkatnya permintaan tersebut, memberikan peluang yang besar untuk berkembanganya usaha agribisnis peternakan.
Beberapa permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia dalam mengembangkan peternakan adalah peluang ekspor yang belum dimanfaatkan secara maksiamal, sumber daya pakan yang minimal, belum adanya bibit unggul produk nasional, kualitas produk yang masih belum standar, efisiensi dan produktivitas yang rendah, sumber daya manusia yang belum dimanfaatkan secara optimal dan belum adanya keterpaduan antara pelaku peternakan.
Daerah-daerah yang memiliki areal pertanian yang luas  dan terdapat hasil pertanian yang berlimpah dimana limbah-limbah dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak, termasuk ternak sapi potong. Salah satu yang memiliki sumber daya alam yang cukup luas dan sebagian besar penduduk bekerja sebagai petani. Hasil dari  limbah pertanian yang digunakan sebagai pakan ternak, dapat membantu petani dalam mendayagunakan limbah pengembangan agribisnis peternakan.
Hal tersebut di ataslah yang melandasi dasar pemikiran penulis untuk melakukan rencana pengembangan ternak sapi potong kelompok tani Peternak Sapi di  Desa Babulu Darat Kec. Babulu Kab. PPU, dimana daerah tersebut juga merupakan daerah asal penulis. Penulis adalah seorang mahasiswa peternakan prodi penyuluhan peternakan semester 2, dan putera asli daerah tersebut, yang akan mengabdikan diri dalam mengembangkan jiwa kewirausahaan dalam peternakan dan peningkatan pendapatan ekonomi peternak.
B. Tujuan Program
1.      Meningkatkan populasi dan produktivitas ternak sapi potong.
2.      Meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat khusunya anggota kelompok.
3.      Meningkatkan penerapan teknologi tepat guna dalam usaha ternak sapi potong.
4.      Menumbuhkan rasa kebersamaan dan percaya diri anggota untuk mengembangkan kelompok yang berwawasan agribisnis.
5.      Membantu dalam mewujudkan program pemerintah dalam swasembada daging tahun 2014.
Tugas Sarjana Membangun Desa (SMD) yaitu mendampingi, membimbing dan membina Kelompok usaha tani ternak untuk mengembangkan usaha peternakannya menuju skala ekonomis dan menerapkan teknologi-teknologi tepat guna.
C. Sasaran yang ingin dicapai :
1.      Aspek Ekonomi
a.       Meningkatkatnya produksi dan produktivitas sapi potong
b.      Meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat khususnya anggota kelompok.
2.      Aspek Sosial
a.       Meningkatkan sumberdaya masyarakat melalui pengenalan pelatihan dan penyuluhan
b.      Meningkatnya adopsi masyarakat terhadap teknologi tepat guna dalam usaha ternak sapi potong.
c.       Meningkatkan hubungan sosial yang saling mendukung dan kerjasama.
3.      Aspek Organisasi
4.      Membiayaai kegiatan kelompok secara mandiri.
5.      Aspek Ekologi.
6.      Pengelolaan limbah memberikan nilai tambah ekonomis.
D. Geografis Tanah Desa Babulu Darat
            Jika dilihat dari letak geografisnya, Dataran Tinggi Desa Babulu terletak di hamparan dataran. Wilayah ini dapat dicapai 3 jam perjalanan darat dari kota Balikpapan menuju Kabupaten, PPU. Daerah ini sejuk dengan suhu udara antara 200C sampai 320C serta memiliki kelembapan udara rata-rata 18%, terletak pada garis koordinat 050’ LU, 3019’ LS, 97055’ BT, 298038’ BB. Wilayah yang memiliki luas 4323,5 Km2 terletak berbatasan dengan daerah Long Kali, Samboja,dan Balikpapan. Oleh karena itu Dataran PPU terutamanya di Desa Babulu Darat, sangat cocok bagi usaha-usaha pertanian dan peternakan. Beberapa potensi khususnya antara lain adalah keberadaan lahan persawahan yang cukup luas, lahan perladangan yang masih menghampar luas serta bahan baku makanan ternak yang  banyak.


BAB  II
GAMBARAN  PROGRAM

            Melalui Program Pemerintah yaitu rogram SMD tahun 2012 diharapkan Produksi dan Pengembangbiakan Sapi Potong dapat dilaksanakan oleh Kelompok Tani Peternak Sapi “Babulu Darat” bersama dengan SMD di Desa Babulu Darat Kecamatan Babulu Kabupaten PPU. Jika dilihat dari letak geografisnya Desa Babulu Darat Kecamatan Babulu  Kabupaten PPU dikelilingi oleh hamparan lahan pertanian sayur mayur dan hamparan sawah . Babulu Darat adalah wilayah pertanian yang memiliki potensi untuk Pengembangabiakan Ternak Sapi Potong dengan metode pemeliharaan yang termenejemen yang baik melalui teknologi-teknologi tepat guna.
            Dengan pola kemitraan bersama kelompok dan SMD akan bersama-sama mengelola usaha peternakan ini dan membagi hasil secara adil dari seluruh keuntungan yang didapat mulai dari penjualan sapi potong maupun kompos yang dihasilkan sesuai hasil rapat kelompok yang dituangkan dalam notulen rapat kelompok bersama SMD.

Potensi alam yang dimiliki kelompok :
            Beberapa kelebihan yang dimiliki kelompok ini antara lain : memiliki lahan yang cukup sekitar 57 Ha, dan akan dijadikan untuk penanaman Hijauan Makanan Ternak (HMT). Hasil ikutan tanaman pertanian yang dikelola anggota kelompok berupa, limbah kulit jagung, sayur mayor, pelepah sawit, dan jerami padi yang akan menjadi pakan alternatif selain konsentrat. Peranan SMD sangat diperlukan untuk mengelola sumber daya alam tersebut untuk dimanfaatkan dalam usaha peternakan melalui teknologi-teknologi tepat guna yang diterima di perguruan tinggi dan media informasi lainnya.
           

















BAB  III
RENCANA  PENGEMBANGAN  USAHA

A.    PERENCANAAN UMUM
Program penggemukan dan pengembangangbiakan sapi potong ini direncanakan sebagai satu usaha peternakan komersial yang meliputi peningkatan produksi dan produktifitas. Program penggemukan dan pengembangangbiakan sapi potong ditujukan kepada perolehan keuntungan seefisien mungkin dengan usaha memperoleh daging sapi dan bakalan sapi potong yang berkualitas, dalam kegiatan ini direncanakan akan memelihara dan mengembangbiakkan sapi potong sebanyak 30 ekor jantan dan 25 ekor indukan sapi potong.

B.     PERENCANAAN STRATEGIS
Kondisi iklim, musim penyakit, peristiwa lain yang terjadi secara periodik, yang berkaitan dengan usaha penggemukan dan pengembangbiakan ternak sapi potong, pada umumnya dijadikan bahan masukan. Sehingga bisa diharapkan jaminan kondisi kesehatan sapi potong : sehat, produksi karkas baik secara kualitas dan kuantitasi. Oleh karena itu, kualitas makanan, pemberian makanan, penyusunan makanan sesuai dengan usia, berat dan tujuan harus diperhatikan dalam perencanaan.



C.    PERENCANAAN  TEKNIS
Disusun untuk menanggulangi masalah-masalah yang serba tak terduga namun telah diperhitungkan misalnya telah diketahui gangguan penyakit berpeluang terjadi dalam suatu areal peternakan. Namun, kapan gangguan tersebut timbul tidak dapat diketahui dengan pasti, meskipun metode dan teknik pencegahan sudah dilakukan.

D.    PERKANDANGAN
Fungsi kandang adalah melindungi sapi dari hujan dan panas matahari, mempermudah perawatan dan pemantauan, menjaga keamanan kesehatan sapi. Ukuran kandang disesuaikan dengan jumlah sapi yang dipelihara.
Ukuran kandang yang direncanakan untuk seekor induk sapi dan sapi jantan 1,8 x 2 m. Kandang akan dilengkapi tempat pakan dan minum.

E.     PEMBERIAN PAKAN
Jenis pakan sapi yang akan diberikan ada dua macam yaitu : Pakan Pokok yang terdiri dari hijauan rumput dan sisa ikutan pengolahan hasil pertanian seperti sayur mayur, ketela, jagung, bungkil kedele, ampas tahu, dll dan pakan kedua pakan penguat berupa konsentrat dan suplemen lainnya. Pemberian jumlah perbandingan pakan disesuaikan dengan kubutuhan sapi potong demikian juga dengan kebutuhan konsentrat.

F.     RECORDING
Semua ternak kelompok akan diberi tanda contoh seperti pemakaian anting telinga sehingga memudahkan dalam pencatatan. Semua kejadian yang dialami tiap individu ternak akan dicatat seperti catatan status kesehatan, perkawinan, kelahiran, produksi susu dll dalam buku rekording.

G.    PENGENDALIAN PENYAKIT
Pengendalian penyakit sapi potong yang baik adalah menjaga kesehatan sapi dengan tindakan pencegahan meliputi : menjaga kebersihan kandang dan peralatannya, vaksinasi dan pemberian obat cacing. Pemisahan sapi potong yang sakit dan segera dilakukan pengobatan, lantai kandang selalu kering, pemeriksaan sapi secara teratur, pemberian vitamin dan pelaksanaan vaksinasi sesuai petunjuk dari dokter hewan berwenang.

H.    PEMASARAN
Dengan adanya Program Sarjana Membangun Desa, diharapkan dapat mengisi kebutuhan masyarakat akan susu, daging dan bakalan sapi potong yang sampai sekarang belum terpenuhi. Selain itu penjualan juga dapat dilakukan secara langsung kepada masyarakat di Kabupaten PPU.



I.       PENGOLAHAN LIMBAH
Limbah usaha peternakan sapi potong berupa kotoran feces yang dapat dipergunakan untuk bidang pertanian dengan mengingat sekarang terjadi kelangkaan pupuk terutama urea. Keadaan ini memberi peluang pada anggota kelompok untuk mendapatkan hasil sampingan. Kotoran sapi-sapi tersebut akan  diolah terlebih dahulu sebelum dipasarkan.

BAB  IV
ANGGARAN BIAYA YANG DIBUTUHKAN

Untuk membuat analisa usaha maka perlu diketahui sebelumnya besaran anggaran yang dibutuhkan dan jenis usaha yang akan dilaksanakan. Kelompok Tani Ternak bersama SMD mengusulkan Anggaran biaya yang dibutuhkan untuk usaha kelompoknya dalam program ini sebesar Rp. 325.000.000.- (Tiga ratus dua puluh lima juta rupiah) dengan rincian pada Tabel 1.
No
URAIAN
NILAI
1
Pembelian induk sapi potong unggul 25 ekor@Rp. 13.000.000
325.000.000
2
Pembelian bakalan sapi potong jantan 30 ekor @8.000.000
240.000.000
3
Pembuatan  Kandang
40.000.000
4
Peralatan Kandang
20.000.000
5
Obat-obatan
10.000.000
6
Pengolahan Limbah Ternak
5.000.000
7
Pengembangan HMT
8.000.000
8
Pakan Konsentrat
25.000.000
9
Administrasi Kelompok
1.000.000
10
Honor SMD (Rp 1.500.000 x 12 Bulan)
18.000.000

TOTAL DANA YANG DIBUTUHKAN
692.000.000

Tabel  2. Ringkasan Analisa Usaha Pengembangbiakan ternak Sapi Potong pada Kelompok Tani Ternak

No.
URAIAN
TAHUN


PERTAMA
KEDUA dst




A
Modal awal yang dibutuhkan kelompok


1
Pembelian induk sapi potong unggul 25 ekor@Rp. 13.000.000
325.000.000
-
2
Pembelian bakalan sapi potong jantan 30 ekor @8.000.000
240.000.000
240.000.000
3
Pembuatan Kandang
40.000.000
20.000.000
4
Peralatan Kandang
20.000.000
20.000.000
5
Obat-obatan
10.000.000
10.000.000
6
Pengolahan Limbah Ternak
5.000.000
5.000.000
7
Pengembangan HMT
8.000.000
-
8
Pakan Konsentrat
25.000.000
25.000.000
9
Administrasi Kelompok
1.000.000
1.000.000
10
Honor SMD (Rp 1.500.000 x 12 Bulan)
18.000.000
-

TOTAL PENGELUARAN (modal)
692.000.000
321.000.000.




B
PENDAPATAN


1
Penjualan bakalan hasil kawin suntik umur 6-8 bulan @Rp. 8.000.000 x 30 ekor
240.000.000
240.000.000
2
Penjualan Sapi Potong Jantan@Rp.16.000.000 x 30
480.000.000
480.000.000
3
Penjulan pupuk kandang/kompos siap pakai 2300 karung/th x Rp 12.000
27.600.000
27.600.000

TOTAL PENDAPATAN
747.600.000
747.600.000




C
KEUNTUNGAN KELOMPOK
55.600.000
426.600.000
KETERANGAN :
1.      1 periode/Tahun dengan FCR = 1,2
2.      BB Induk + 300-400 kg/ekor
3.      Kebutuhan konsentrat induk = 2%BB/hr
4.      Harga Konsentrat = Rp 2.800/litter
5.      Produksi Kompos ternak = 5 Kg/ekor/hari
6.      Harga Kompos/karung (15 Kg) = Rp. 12.000,-
7.      Induk dipelihara sampai umur melahirkan sebanyak 5 kali (8 Tahun)
8.      Tenaga Kerja oleh anggota kelompok bersama SMD





BAB  VI
KESIMPULAN


        Berdasarkan hasil yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Berdasarkan aspek kelayakan lokasi kelompok bertani – berternak memadai, lahan hijauan pakan ternak sapi potong tersedia. Menunjukkan Program Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2014 layak dilakukan di Desa Babulu Darat Kecamatan Babulu Kabupaten PPU
9.      Alokasi Anggaran
Anggaran usaha integrasi Perkembangbiakan Ternak Sapi Potong ditetapkan berdasarkan asumsi biaya faktor teknis seperti diuraikan pada tabel 1, uraian anggaran usaha tersebut disajikan pada tabel 2 dibawah ini.








Tabel  2. Anggaran Biaya Integrasi Perkembangbiakan Ternak Sapi Potong Pada Kelompok Tani Ternak

No.
Uraian
Harga Satuan
Jum-Lah
Satu- An
Jumlah
I
Pengadaan Ternak





1.   Sapi Induk Bunting Brahman/Bali
13.000.000
25
Ekor
325.000.000

2.   Sapi Induk Bunting Lokal
8.500.000
30
Ekor
255.000.000
II
Sarana Produksi





3.   Pengadaan Kandang
40.000.000
1
Paket
40.000.000

4.   Mesin Pencacah Hijauan Pakan
25.000.000
1
Paket
25.000.000

5.   Konsentrat
25.000.000
1
Paket
25.000.000

6.   Sarana IB
3.000.000
1
Paket
3.000.000

7.   Vaksinasi dan Obat-obatan
10.000.000
1
Paket
10.000.000

8.   Nomor Identifikasi
50.000
1
Unit
50.000
III
Sarana Air Bersih Dan Limbah





9.   Pengadaan Sumur Bor
30.000.000
1
Paket
30.000.000

10.  Kolam Limbah dan Instalasi
15.000.000
1
Paket
15.000.000
IV
Pendampingan





11.  Pelatihan dan Pelaporan
2.500.000
1
Paket
2.500.000

12.  Administrasi Organisasi
1.000.000
1
Paket
1.000.000
TOTAL (I + II + III + IV)



729.050.000



















BAB  V
ANALISA  USAHA

            Analisa usaha dilakukan untuk mengetahui kelayakan suatu usaha, adapun alat analisa yang digunakan adalah :
1.      Perhitungan Laba – Rugi
2.      Rasio Return Cost Ratio (R / C Ratio)
3.      Benefit Cost Ratio (B / C)
Hasil analisa akan diketahui apakah usaha “Perkembangbiakan Ternak Sapi Potong” Dapat memberikan keuntungan. Perhitungan ke tiga pendekatan analisis pada usaha Perkembangbiakan Ternak Sapi Potong tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel  3. Struktur Biaya dan Pendapatan Usaha Pengembangbiakan Ternak Sapi Potong selama 1 tahun ( satu periode).

NO.
Uraian
Satuan
Kebutu-han
Jum- lah
Harga Satuan
Waktu/ Periode
Jumlah Biaya
I
INVESTASI







1.    Penyusutan Kandang
Paket
-
-
10.000.000
-
10.000.000

2.    Induk Sapi Brahman Bunting
Ekor
-
25
13.000.000
1
325.000.000

3.    Induk Sapi Lokal Bunting
Ekor
-
30
8.500.000
1
255.000.000
II
OPERASIONAL







2.    Konsentrat
Litter
0,5
50
2.800
360
25.000.000

3.    Tenaga Kerja
Paket
1
10
1.500.000
12
180.000.000

4.    Obat-obatan dan Vitamin
Paket
-
42
7.940
12
40.000.000

5.    Layanan IB
Paket
-
40
50.000
-
2.000.000

6.    Recording Indentifikasi
Unit
1
40
10.000
-
400.000
III
BIAYA LAIN-LAIN







1.    Administrasi dan ATK
Paket
-
-
1.750.000
-
1.750.000

2.    Pelatihan dan Pelaporan
Paket
-
-
2.500.000
-
2.500.000

3.    Biaya Tak Terduga
Paket
-
-
10.000.000
-
5.000.000
IV.  TOTAL BIAYA = ( I + II + III )





846.050.000
V
PENDAPATAN / PENJUALAN







1.    Sapi Brahman Induk Bunting
Ekor
-
25
13.000.000
-
325.000.000

2.    Sapi jantan brahman/bali
Ekor
-
30
16.000.000
-
480.000.000

3.    Pedet Jantan Brahman 6 bln
Ekor
-
5
8.500.000
-
42.500.000

4.    Pedet Betina Brahman 6 bln
Ekor
-
5
7.500.000
-
37.500.000

5.    Pedet Jantan Lokal 6 bln
Ekor
-
5
7.500.000
-
37.500.000

6.    Pedet Betina Lokal 6 bln
Ekor
-
5
7.000.000
-
35.000.000

7.    Kompos
Kg
-
2300
12.000
-
27.600.000
TOTAL PENDAPATAN (V)





985.600.000



A.     Laba Usaha (Cash Flow)                       = Total Penerimaan – Total Pengeluaran
                                                                  = Rp. 985.600.000,-    Rp. 846.050.000,-
                                                                  = Rp. 139.550.000,-

B.     Benefit Cost Ratio (B/C Ratio)              = Laba : Total Biaya
                                                                  = Rp. 139.550.000,- : Rp. 846.050.000,-
                                                                  = 0,16
                                 Artinya bahwa : 1. Setiap penambahan Rp. 1 dalam proses produksi akan diperoleh keuntungan Rp. 0,16.
C. Ratio Pendapatan Dan Biaya (R/C Ratio)
                                                                  = Total Penerimaan - Total Biaya
                                                                  = Rp. 985.600.000,- Rp.  846.050.000,-
                                                                  = Rp 139.550.000
                            
                             Berdasarkan hasil yang di dapat dari data-data di atas dapat di simpulkan bahwa sesungguhnya program usaha ini layak dan menguntungan bagi peternakan sekaligus membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat di sekitar dan menambah pasokan daging dalam daerah tambah harus mengekspor daging dari luar daerah/negara.

1 komentar: