|
Samarinda, 04 Maret 2014
Lampiran : -
Perihal : Proposal Padat Karya
Produktif Perternakan Komoditi Unggulan Menjadi
Andalan
Dengan
Hormat,
Dengan ini
kami ajukan konsep proposal Padat Karya Produktif Peternakan Desa Babulu Darat
Kecamatan Babulu Kabupaten Penajam Paser Utara. Menanggapi keluhan Masyarakat
tentang maraknya pengangguran yang ada di Desa Babulu Kecamatan Babulu Kab.
Penajam Paser Utara yang juga merupakan salah satu program kerja Desa Babulu
Darat priode 2014/2015,.
Sehubungan
dengan itu, atas nama Pemuda Desa Babulu Darat maka kami mengajukan agar di
Desa Babulu Darat diberikan bantuan
untuk penanggulangan hal tersebut sehingga permasalahan yang ada dapat
teratasi. Dengan pertimbangan antara lain:
- Mengurangi tingkat pengangguran di Desa Babulu Darat;
- Membuka lapangan pekerjaan untuk penduduk sekitar;
- Memanfaatkan dan mengelola lahan yang ada sehingga berdaya guna;
- Memfasilitasi penduduk Desa Babulu Darat agar bisa menunjukan kreatifitas dan kredibilitas yang mereka miliki;
- Menjadikan Desa Babulu Darat menjadi sebuah desa yang produktif dan mempunyai income yang mandiri dari hasil karya penduduk Desa Babulu Darat itu sendiri.
Oleh
karena hal tersebut diatas, kami memohon Kepada Dinas Terkaitan dapat merespon
keinginan warga masyarakat Desa Babulu Darat yang menjadi program kerja kami,
dan dapat merealisasikannya dengan segera.
Atas
bantuan dan responsip Dinas terkait kami sampaikan terima kasih.
|
Pemuda
Desa Babulu Darat
RISWAN
NOTO
|
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam mendukung
program pemerintah dalam swasembada daging tahun 2014, diharapkan seluruh
lapisan masyarakat ikut berpartisipasi
dalam mensukseskan program pemerintah tersebut. Berbagai tindakan dapat
dilakukan untuk keberhasilan program swasembada daging, salah satu diantaranya
adalah meningkatkan produksi ternak. Dalam hal ini pemerintah memberikan
kesempatan pada sarjana peternakan untuk mlakukan pengembangan produksi ternak tersebut
melalui program “sarjana Membangun Desa (SMD)”. Program ini dilakukan di daerah-daerah
berpotensi dalam
pengembangan produksi ternak, termasuk produksi ternak sapi potong.
Provinsi Samarinda merupakan salah satu provinsi yang
memiliki potensi sangat bagus dalam mengembangkan agribisnis peternakan baik potensi sumber daya
manusia maupun sumber daya alamnya. Pengembangan peternakan ini juga dapat
dilakukan di Kabupaten Penajam
Paser Utara yang memilki daerah areal pertanian yang luas. Kondisi
alam yang baik berpotensial untuk pengembangan ternak, khususnya ternak sapi
potong. Namun, saat ini potensi belum dapat dikelola dan dieksploitas secara
efisien, efektif dan optimal.
Kebutuhan akan konsumsi daging dan
produk produksi peternakan
dalam negeri semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan
penduduk, peningkatan pendapatan
serta meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pemenuhan gizi termasuk
kebutuhan protein hewani asal ternak sebesar 6gr /kapita /hari masih jauh dari
terpenuhi. Dengan meningkatnya permintaan tersebut, memberikan peluang yang
besar untuk berkembanganya usaha agribisnis peternakan.
Beberapa permasalahan yang dihadapi
bangsa Indonesia dalam mengembangkan peternakan adalah peluang ekspor yang
belum dimanfaatkan secara maksiamal, sumber daya pakan yang minimal, belum
adanya bibit unggul produk nasional, kualitas produk yang masih belum standar,
efisiensi dan produktivitas yang rendah, sumber daya manusia yang belum
dimanfaatkan secara optimal dan belum adanya keterpaduan antara pelaku
peternakan.
Daerah-daerah yang memiliki areal
pertanian yang luas dan terdapat hasil
pertanian yang berlimpah dimana limbah-limbah dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pakan ternak, termasuk ternak sapi potong. Salah satu yang memiliki sumber daya
alam yang cukup luas dan sebagian besar penduduk bekerja sebagai petani. Hasil
dari limbah pertanian yang digunakan
sebagai pakan ternak, dapat membantu petani dalam mendayagunakan limbah
pengembangan agribisnis peternakan.
Hal tersebut di ataslah yang melandasi
dasar pemikiran penulis untuk melakukan
rencana pengembangan ternak sapi potong kelompok tani Peternak Sapi di Desa Babulu Darat Kec. Babulu Kab. PPU, dimana daerah tersebut juga merupakan daerah asal
penulis. Penulis adalah seorang mahasiswa peternakan prodi penyuluhan peternakan semester 2, dan putera asli
daerah tersebut, yang akan mengabdikan diri dalam mengembangkan jiwa
kewirausahaan dalam
peternakan dan peningkatan pendapatan ekonomi peternak.
B. Tujuan Program
1. Meningkatkan populasi dan
produktivitas ternak sapi potong.
2. Meningkatkan
pendapatan ekonomi masyarakat khusunya anggota kelompok.
3. Meningkatkan
penerapan teknologi tepat guna dalam usaha ternak sapi potong.
4. Menumbuhkan rasa kebersamaan dan
percaya diri anggota untuk mengembangkan kelompok yang berwawasan agribisnis.
5. Membantu dalam
mewujudkan program pemerintah dalam swasembada daging tahun 2014.
Tugas Sarjana Membangun Desa (SMD) yaitu mendampingi, membimbing
dan membina Kelompok usaha
tani ternak untuk mengembangkan usaha peternakannya menuju skala ekonomis dan menerapkan
teknologi-teknologi tepat guna.
C. Sasaran yang ingin dicapai :
1.
Aspek
Ekonomi
a. Meningkatkatnya
produksi dan produktivitas sapi potong
b. Meningkatnya
pendapatan ekonomi masyarakat khususnya anggota kelompok.
2.
Aspek
Sosial
a. Meningkatkan sumberdaya masyarakat
melalui pengenalan pelatihan dan penyuluhan
b. Meningkatnya
adopsi masyarakat terhadap teknologi tepat guna dalam usaha ternak sapi potong.
c. Meningkatkan hubungan sosial yang
saling mendukung dan kerjasama.
3.
Aspek
Organisasi
4.
Membiayaai
kegiatan kelompok secara mandiri.
5.
Aspek
Ekologi.
6.
Pengelolaan
limbah memberikan nilai tambah ekonomis.
D. Geografis Tanah Desa Babulu Darat
Jika dilihat dari letak geografisnya,
Dataran Tinggi Desa Babulu terletak di hamparan dataran. Wilayah ini dapat
dicapai 3 jam perjalanan darat dari kota Balikpapan menuju Kabupaten, PPU.
Daerah ini sejuk dengan suhu udara antara 200C sampai 320C
serta memiliki kelembapan udara rata-rata 18%, terletak pada garis koordinat
050’ LU, 3019’ LS, 97055’ BT, 298038’ BB. Wilayah yang memiliki luas 4323,5 Km2
terletak berbatasan dengan daerah Long Kali, Samboja,dan Balikpapan. Oleh
karena itu Dataran PPU terutamanya di Desa Babulu Darat, sangat cocok bagi
usaha-usaha pertanian dan peternakan. Beberapa potensi khususnya antara lain
adalah keberadaan lahan persawahan yang cukup luas, lahan perladangan yang
masih menghampar luas serta bahan baku makanan ternak yang banyak.
BAB
II
GAMBARAN PROGRAM
Melalui Program Pemerintah
yaitu rogram SMD tahun 2012 diharapkan Produksi dan Pengembangbiakan Sapi Potong dapat dilaksanakan oleh Kelompok Tani Peternak
Sapi “Babulu Darat” bersama dengan SMD di Desa Babulu Darat Kecamatan
Babulu Kabupaten
PPU. Jika dilihat dari letak geografisnya
Desa Babulu Darat Kecamatan Babulu Kabupaten PPU dikelilingi oleh hamparan lahan pertanian sayur mayur
dan hamparan sawah . Babulu Darat adalah wilayah pertanian yang memiliki potensi untuk Pengembangabiakan Ternak Sapi Potong dengan
metode pemeliharaan yang termenejemen yang baik melalui teknologi-teknologi
tepat guna.
Dengan pola kemitraan bersama
kelompok dan
SMD akan bersama-sama mengelola usaha peternakan ini dan membagi
hasil secara adil dari seluruh keuntungan yang didapat mulai dari penjualan
sapi potong maupun
kompos yang dihasilkan sesuai hasil rapat kelompok yang dituangkan dalam
notulen rapat kelompok bersama SMD.
Potensi alam
yang dimiliki kelompok :
Beberapa kelebihan yang dimiliki
kelompok ini antara lain : memiliki lahan yang cukup sekitar 5 – 7 Ha, dan akan dijadikan untuk
penanaman Hijauan Makanan Ternak (HMT). Hasil ikutan tanaman pertanian yang dikelola
anggota kelompok berupa,
limbah kulit jagung, sayur mayor, pelepah sawit, dan jerami padi yang akan
menjadi pakan alternatif selain konsentrat. Peranan SMD
sangat diperlukan untuk mengelola
sumber daya alam tersebut untuk dimanfaatkan dalam usaha peternakan melalui
teknologi-teknologi tepat guna yang diterima di perguruan tinggi dan media
informasi lainnya.
BAB
III
RENCANA PENGEMBANGAN
USAHA
A. PERENCANAAN
UMUM
Program penggemukan dan pengembangangbiakan
sapi potong ini direncanakan sebagai satu usaha peternakan komersial yang meliputi peningkatan produksi dan
produktifitas. Program penggemukan dan
pengembangangbiakan sapi potong
ditujukan kepada perolehan keuntungan seefisien mungkin dengan usaha memperoleh
daging sapi dan
bakalan sapi potong yang berkualitas, dalam kegiatan ini direncanakan akan memelihara dan
mengembangbiakkan sapi potong sebanyak 30 ekor jantan dan 25 ekor indukan sapi potong.
B. PERENCANAAN
STRATEGIS
Kondisi iklim, musim penyakit, peristiwa lain yang terjadi
secara periodik, yang berkaitan dengan usaha penggemukan
dan pengembangbiakan ternak sapi potong, pada umumnya dijadikan bahan
masukan. Sehingga bisa diharapkan jaminan kondisi kesehatan sapi potong : sehat, produksi
karkas baik secara kualitas dan kuantitasi. Oleh karena itu, kualitas makanan, pemberian makanan,
penyusunan makanan sesuai dengan usia, berat dan tujuan harus diperhatikan
dalam perencanaan.
C. PERENCANAAN
TEKNIS
Disusun untuk menanggulangi masalah-masalah yang serba tak terduga namun telah
diperhitungkan misalnya telah diketahui gangguan penyakit
berpeluang terjadi
dalam suatu areal peternakan. Namun, kapan gangguan tersebut timbul tidak dapat
diketahui dengan pasti, meskipun metode dan teknik pencegahan
sudah dilakukan.
D. PERKANDANGAN
Fungsi kandang adalah melindungi sapi dari hujan dan panas
matahari, mempermudah perawatan dan pemantauan, menjaga keamanan kesehatan
sapi. Ukuran kandang disesuaikan dengan jumlah sapi yang dipelihara.
Ukuran kandang yang direncanakan untuk seekor induk sapi dan sapi jantan 1,8 x 2 m. Kandang akan dilengkapi tempat pakan dan minum.
E. PEMBERIAN PAKAN
Jenis pakan sapi yang akan diberikan ada dua macam yaitu : Pakan Pokok yang terdiri
dari hijauan rumput dan sisa ikutan pengolahan hasil pertanian seperti sayur
mayur, ketela, jagung, bungkil kedele, ampas tahu, dll dan pakan
kedua pakan penguat berupa konsentrat dan
suplemen lainnya. Pemberian jumlah perbandingan pakan disesuaikan dengan
kubutuhan sapi potong demikian juga dengan kebutuhan konsentrat.
F. RECORDING
Semua ternak kelompok akan diberi tanda contoh seperti
pemakaian anting telinga sehingga
memudahkan dalam pencatatan. Semua kejadian yang dialami tiap individu ternak
akan dicatat seperti catatan status kesehatan, perkawinan,
kelahiran, produksi susu dll dalam buku rekording.
G. PENGENDALIAN PENYAKIT
Pengendalian penyakit sapi potong yang baik adalah menjaga kesehatan
sapi dengan tindakan pencegahan meliputi : menjaga kebersihan kandang dan
peralatannya, vaksinasi dan pemberian obat cacing. Pemisahan sapi potong yang sakit dan segera dilakukan
pengobatan, lantai kandang selalu kering, pemeriksaan sapi secara teratur,
pemberian vitamin dan pelaksanaan vaksinasi sesuai petunjuk dari dokter
hewan berwenang.
H. PEMASARAN
Dengan adanya Program Sarjana Membangun Desa, diharapkan
dapat mengisi kebutuhan masyarakat akan susu, daging dan
bakalan sapi potong yang
sampai sekarang belum terpenuhi. Selain itu penjualan juga dapat
dilakukan secara langsung kepada masyarakat di Kabupaten PPU.
I.
PENGOLAHAN
LIMBAH
Limbah usaha peternakan sapi potong berupa kotoran feces yang dapat
dipergunakan untuk bidang pertanian dengan mengingat sekarang terjadi
kelangkaan pupuk terutama urea. Keadaan ini memberi peluang pada anggota
kelompok untuk mendapatkan hasil sampingan. Kotoran sapi-sapi tersebut akan diolah terlebih dahulu sebelum dipasarkan.
BAB
IV
ANGGARAN BIAYA
YANG DIBUTUHKAN
Untuk membuat analisa usaha maka perlu
diketahui sebelumnya besaran anggaran yang dibutuhkan dan jenis usaha yang akan
dilaksanakan. Kelompok Tani
Ternak bersama SMD mengusulkan Anggaran biaya yang dibutuhkan untuk usaha
kelompoknya dalam program ini sebesar Rp. 325.000.000.- (Tiga ratus dua puluh
lima juta rupiah) dengan rincian pada Tabel 1.
No
|
URAIAN
|
NILAI
|
1
|
Pembelian induk sapi potong unggul 25 ekor@Rp. 13.000.000
|
325.000.000
|
2
|
Pembelian bakalan sapi potong jantan 30 ekor
@8.000.000
|
240.000.000
|
3
|
Pembuatan
Kandang
|
40.000.000
|
4
|
Peralatan Kandang
|
20.000.000
|
5
|
Obat-obatan
|
10.000.000
|
6
|
Pengolahan Limbah Ternak
|
5.000.000
|
7
|
Pengembangan HMT
|
8.000.000
|
8
|
Pakan Konsentrat
|
25.000.000
|
9
|
Administrasi Kelompok
|
1.000.000
|
10
|
Honor SMD (Rp 1.500.000 x 12 Bulan)
|
18.000.000
|
TOTAL DANA
YANG DIBUTUHKAN
|
692.000.000
|
Tabel 2. Ringkasan Analisa Usaha Pengembangbiakan ternak Sapi
Potong pada Kelompok Tani
Ternak
No.
|
URAIAN
|
TAHUN
|
|
PERTAMA
|
KEDUA dst
|
||
A
|
Modal awal
yang dibutuhkan kelompok
|
||
1
|
Pembelian induk sapi potong unggul 25 ekor@Rp. 13.000.000
|
325.000.000
|
-
|
2
|
Pembelian bakalan sapi potong jantan 30 ekor
@8.000.000
|
240.000.000
|
240.000.000
|
3
|
Pembuatan Kandang
|
40.000.000
|
20.000.000
|
4
|
Peralatan Kandang
|
20.000.000
|
20.000.000
|
5
|
Obat-obatan
|
10.000.000
|
10.000.000
|
6
|
Pengolahan Limbah Ternak
|
5.000.000
|
5.000.000
|
7
|
Pengembangan HMT
|
8.000.000
|
-
|
8
|
Pakan Konsentrat
|
25.000.000
|
25.000.000
|
9
|
Administrasi Kelompok
|
1.000.000
|
1.000.000
|
10
|
Honor SMD (Rp 1.500.000 x 12 Bulan)
|
18.000.000
|
-
|
TOTAL
PENGELUARAN (modal)
|
692.000.000
|
321.000.000.
|
|
B
|
PENDAPATAN
|
||
1
|
Penjualan bakalan hasil kawin suntik umur 6-8 bulan
@Rp. 8.000.000 x 30 ekor
|
240.000.000
|
240.000.000
|
2
|
Penjualan Sapi Potong Jantan@Rp.16.000.000 x 30
|
480.000.000
|
480.000.000
|
3
|
Penjulan pupuk kandang/kompos siap pakai 2300 karung/th x Rp 12.000
|
27.600.000
|
27.600.000
|
TOTAL
PENDAPATAN
|
747.600.000
|
747.600.000
|
|
C
|
KEUNTUNGAN KELOMPOK
|
55.600.000
|
426.600.000
|
KETERANGAN :
1.
1 periode/Tahun
dengan FCR = 1,2
2.
BB Induk + 300-400 kg/ekor
3.
Kebutuhan
konsentrat induk = 2%BB/hr
4.
Harga
Konsentrat = Rp 2.800/litter
5.
Produksi Kompos
ternak = 5 Kg/ekor/hari
6.
Harga
Kompos/karung (15 Kg) = Rp. 12.000,-
7.
Induk
dipelihara sampai umur melahirkan sebanyak 5 kali (8 Tahun)
8.
Tenaga Kerja
oleh anggota kelompok bersama SMD
BAB VI
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang telah diuraikan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
Berdasarkan aspek kelayakan lokasi kelompok bertani –
berternak memadai, lahan hijauan pakan ternak sapi potong tersedia. Menunjukkan
Program Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2014 layak dilakukan di Desa Babulu
Darat Kecamatan Babulu Kabupaten PPU
9. Alokasi
Anggaran
Anggaran usaha integrasi Perkembangbiakan Ternak Sapi Potong
ditetapkan berdasarkan asumsi biaya faktor teknis seperti diuraikan pada tabel
1, uraian anggaran usaha tersebut disajikan pada tabel 2 dibawah ini.
Tabel 2. Anggaran Biaya Integrasi
Perkembangbiakan Ternak Sapi Potong Pada Kelompok Tani Ternak
No.
|
Uraian
|
Harga
Satuan
|
Jum-Lah
|
Satu-
An
|
Jumlah
|
I
|
Pengadaan
Ternak
|
||||
1.
Sapi Induk Bunting Brahman/Bali
|
13.000.000
|
25
|
Ekor
|
325.000.000
|
|
2.
Sapi Induk Bunting Lokal
|
8.500.000
|
30
|
Ekor
|
255.000.000
|
|
II
|
Sarana
Produksi
|
||||
3.
Pengadaan Kandang
|
40.000.000
|
1
|
Paket
|
40.000.000
|
|
4.
Mesin Pencacah Hijauan Pakan
|
25.000.000
|
1
|
Paket
|
25.000.000
|
|
5.
Konsentrat
|
25.000.000
|
1
|
Paket
|
25.000.000
|
|
6.
Sarana IB
|
3.000.000
|
1
|
Paket
|
3.000.000
|
|
7.
Vaksinasi dan Obat-obatan
|
10.000.000
|
1
|
Paket
|
10.000.000
|
|
8.
Nomor Identifikasi
|
50.000
|
1
|
Unit
|
50.000
|
|
III
|
Sarana
Air Bersih Dan Limbah
|
||||
9.
Pengadaan Sumur Bor
|
30.000.000
|
1
|
Paket
|
30.000.000
|
|
10.
Kolam Limbah dan Instalasi
|
15.000.000
|
1
|
Paket
|
15.000.000
|
|
IV
|
Pendampingan
|
||||
11.
Pelatihan dan Pelaporan
|
2.500.000
|
1
|
Paket
|
2.500.000
|
|
12.
Administrasi Organisasi
|
1.000.000
|
1
|
Paket
|
1.000.000
|
|
TOTAL
(I + II + III + IV)
|
729.050.000
|
BAB
V
ANALISA USAHA
Analisa usaha dilakukan untuk
mengetahui kelayakan suatu usaha, adapun alat analisa yang digunakan adalah :
1.
Perhitungan Laba – Rugi
2.
Rasio Return Cost Ratio (R / C
Ratio)
3.
Benefit Cost Ratio (B / C)
Hasil analisa akan diketahui apakah usaha “Perkembangbiakan
Ternak Sapi Potong” Dapat memberikan keuntungan. Perhitungan ke tiga pendekatan
analisis pada usaha Perkembangbiakan Ternak Sapi Potong tersebut adalah sebagai
berikut :
Tabel 3. Struktur
Biaya dan Pendapatan Usaha Pengembangbiakan Ternak Sapi Potong selama 1 tahun ( satu
periode).
NO.
|
Uraian
|
Satuan
|
Kebutu-han
|
Jum- lah
|
Harga Satuan
|
Waktu/ Periode
|
Jumlah Biaya
|
I
|
INVESTASI
|
||||||
1.
Penyusutan Kandang
|
Paket
|
-
|
-
|
10.000.000
|
-
|
10.000.000
|
|
2.
Induk Sapi Brahman Bunting
|
Ekor
|
-
|
25
|
13.000.000
|
1
|
325.000.000
|
|
3.
Induk Sapi Lokal Bunting
|
Ekor
|
-
|
30
|
8.500.000
|
1
|
255.000.000
|
|
II
|
OPERASIONAL
|
||||||
2.
Konsentrat
|
Litter
|
0,5
|
50
|
2.800
|
360
|
25.000.000
|
|
3.
Tenaga Kerja
|
Paket
|
1
|
10
|
1.500.000
|
12
|
180.000.000
|
|
4.
Obat-obatan dan Vitamin
|
Paket
|
-
|
42
|
7.940
|
12
|
40.000.000
|
|
5.
Layanan IB
|
Paket
|
-
|
40
|
50.000
|
-
|
2.000.000
|
|
6.
Recording Indentifikasi
|
Unit
|
1
|
40
|
10.000
|
-
|
400.000
|
|
III
|
BIAYA LAIN-LAIN
|
||||||
1.
Administrasi dan ATK
|
Paket
|
-
|
-
|
1.750.000
|
-
|
1.750.000
|
|
2.
Pelatihan dan Pelaporan
|
Paket
|
-
|
-
|
2.500.000
|
-
|
2.500.000
|
|
3.
Biaya Tak Terduga
|
Paket
|
-
|
-
|
10.000.000
|
-
|
5.000.000
|
|
IV. TOTAL BIAYA = ( I + II + III )
|
846.050.000
|
||||||
V
|
PENDAPATAN / PENJUALAN
|
||||||
1.
Sapi Brahman Induk Bunting
|
Ekor
|
-
|
25
|
13.000.000
|
-
|
325.000.000
|
|
2.
Sapi jantan brahman/bali
|
Ekor
|
-
|
30
|
16.000.000
|
-
|
480.000.000
|
|
3.
Pedet Jantan Brahman 6 bln
|
Ekor
|
-
|
5
|
8.500.000
|
-
|
42.500.000
|
|
4.
Pedet Betina Brahman 6 bln
|
Ekor
|
-
|
5
|
7.500.000
|
-
|
37.500.000
|
|
5.
Pedet Jantan Lokal 6 bln
|
Ekor
|
-
|
5
|
7.500.000
|
-
|
37.500.000
|
|
6.
Pedet Betina Lokal 6 bln
|
Ekor
|
-
|
5
|
7.000.000
|
-
|
35.000.000
|
|
7.
Kompos
|
Kg
|
-
|
2300
|
12.000
|
-
|
27.600.000
|
|
TOTAL PENDAPATAN (V)
|
985.600.000
|
A.
Laba Usaha (Cash Flow) =
Total Penerimaan – Total Pengeluaran
=
Rp. 985.600.000,- – Rp.
846.050.000,-
=
Rp. 139.550.000,-
B.
Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) = Laba
: Total Biaya
=
Rp. 139.550.000,- : Rp. 846.050.000,-
=
0,16
Artinya
bahwa : 1. Setiap penambahan Rp. 1 dalam proses produksi akan diperoleh
keuntungan Rp. 0,16.
C.
Ratio Pendapatan Dan Biaya (R/C Ratio)
=
Total Penerimaan - Total Biaya
=
Rp. 985.600.000,- Rp. 846.050.000,-
=
Rp 139.550.000
Berdasarkan
hasil yang di dapat dari data-data di atas dapat di simpulkan bahwa
sesungguhnya program usaha ini layak dan menguntungan bagi peternakan sekaligus
membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat di sekitar dan menambah pasokan
daging dalam daerah tambah harus mengekspor daging dari luar daerah/negara.
Mantap
BalasHapus